Minggu, 22 April 2012

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN DAGING SAPI DI INDONESIA SEBELUM DAN SAAT KRISIS EKONOMI



NAMA KELOMPOK:

Slamet Raharjo                16110630
Elsa Marisi Manurung     12110344
Cornelius Hendrik           11110629


ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN DAGING SAPI DI INDONESIA SEBELUM DAN SAAT KRISIS EKONOMI :
SUATU ANALISIS PROYEKSI SWASEMBADA DAGING SAPI 2005


Oleh : KETUT KARIYASA


Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor
Jalan Achmad Yani 70 Bogor


Volume 15 Nomor 2 (Oktober 1996)






Pendahuluan

Dalam bidang perternakan dengan diberlakukannya perdagangan bebas satu sisi merupakan peluang dan di sisi lain sekaligus juga  merupakan sebuah tantangan bagi peterak-peternak Indonesia. Dari aspek produksi hal tersebut sangat tergantung pada harga sarana produksi, seperti pakan dan harga komoditas peternakan danefisiensi produksi. Biaya produksi diduga akan naik, tergantung kepada komponen impor bahan baku industri pakan dan obat hewan serta bibit unggul. Sementara itu harga produk peternakan akan turun sehingga peternakan dihadapkan pada persaingan terbuka terhadap negara-negara produsen yang lebih maju yang tentunya sudah efisien dalam biaya produksi.

Masalah/Tujuan
Masalah     :
Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan produksi daging sapi secara nasional cenderung meningkat. Selama ini kebutuhan daging sapi di Indonesia di penuhi dari 3 sumber: sapi local, sapi impor, dan daging impor. Semua usaha yang sudah di lakukan pemerintah tidak berhasil ditambah kondisi ini di perburuk oleh krisi ekonomi sehingga menyebabnya semakin mahalnya biaya produksi daging dalam negri, yang lebih berlanjut pada menurunnya produksi komoditas tersebut.

Tujuan       :
  1. Menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi produksi daging sapi dalam negri dan impor, permintaan dagingsapi dalam negri, harga daging sapi impor, harga daging sapi dunia serta harga daging sapi dalam negri.
  2. Melakukan proyeksi produksi dan permintaan daging sapi selama 10 tahun dan dikaitkan dengan program pemerintah yang mencanangkan swamsebada daging pada tahun 2005.


Tinjauan Pustaka

Ø  Andyana M. O dan K. Kariyasa. 1996. Dampak Era Globalisasi Ekonomi Terhadap Usaha Ternak Sapi Perah : Kajian  Peluang, Kendala dan Stratrgi Pengembangan. Jurnal Agro Ekonomi (JAE), volume 15, Nomor 2 (oktober 1996). PSE. Bogor.
Ø  Dewi. M. 1994. Pola Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau pada Konsumen Rumah Tangga di Daerah Kotamadya Pekanbaru. Sekripsi Sarjana Fakultas Peternakan, IPB Bogor.
Ø  Hadi P. U. dan Nyak Ilham. 2000. Peluang Pengembangan Usaha Pembibitan Ternak Sapi Potong di Indoesia Dalam Rangka Swamsembada Daging 2005. PSE, Bogor.
Ø  _______, H. P. Saliem dan Nyak Ilham. 1999. Pengkajian konsumsi Daging dan Kebutuhan Impor Daging Sapi dalam Sudaryanto et. Al. (eds) Analisis dan Perspektif Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian Pasca Krisis Ekonomi. Monograph Series No. 20. PSE. Bogor.
Ø  Ilham N,.B. Wiryono, K. Kariyasa, M. N. Kirom, dan S. Hastuti. 2001. Analisis Penawarna dan Permintaan Komoditas Peternakan Unggulan. Laporan Teknis PSE. Bogor.
Ø  _______. 1998. Penawaran dan Permintaan Daging Sapi di Indonesia: Suatu Analisi Simulasi. Tesis Magister Sains Program Pascasarjana, IPB. Bogor.
Ø  Kariyasa, K. 2001. Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Indonesia. Paper Kecil Tugas Mata Kuliah Ekonomi Macro dan Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Ø  Koutsoyannis, A. 1997. Modern Microeconomics. Second Condition. The Macmillan press Ltd. London.
Ø  Kusumawardani,I. 1993. Analisis Permintaan Daging Sapi Pada Konsumen Keluarga di Propinsi Jawa Timur. Skripsi Sarjana Pada Fakultas Peternakan,IPB. Bogor.
Ø  Priyanti,A,.T.D.Soedjana, R. Matondang dan P. Sitepu. Estimasi Sistem Penawaran dan Permintaan Daging Sapi di Lampung. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 3(2):71-77. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Ø  Pyndick, R. S and D. L. Rubinfield. 1998. Econometric Models and Economic Forecast. Third Edition. Mc-Graw-Hill Internasional. Singapura.
Ø  Sudaryanto. T. dan Erizal Jamal. 2000. Pengembangan Agribisnis Peternakan Melalui Pendekatan Corporate Farming untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Teknologi Peternakan dalam Upaya meningkatkan Ketahanan Pangan. Bogor, 18-19 september 2000.
Ø  _________.,R. Sayuti, dan T.D. Soedjana 1995. Pendugaan Parameter Permintaan Hasil Ternak di Beberapa Propinsi Sumatera Utara dan Kalimantan. Jurnal Penelitian Perternakan Indonesia, No.2:22-35. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang  Pertanian. Bogor.
Ø   Soedjana T.D. 1997. Penawaran dan Konsumsi Produk Peternakan di Indonesia, Makalah Pro widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta.



Hipotesis

 Pendugaan Parameter Produksi Daging Sapi Dalam Negri
Hasil Analisis menunjukkan variasi produk daging sapi dalam negri sekitar 93,34 persen mampu di jelaskan oleh peubah-peubah penjelasannya, dan sisanya sebesar  6,66 persen di jelaskan oleh peubah lainnya. Peubah penjelasan itu antara lain harga daging sapi dalam Negri, teknologi produksi, suku bunga, populasi ternak sapi, harga ternak sapi, harga pakan,tingkat upah, lag dari produksi daging sapi dalam Negri, dan Dummy. Hanya peubah Teknologi produksi dan tingkat upah yang parameter dugaannya tidak sesuai yang diharapkan. Namun, nilai parameter dugaan yang negative pada taknoloi produksi dapat dijelaskan yaitu teknologi prduksi diproduksi dari jumlah dosis Inseminasi Buatan yang disebarluaskan. Sementara itu nilai parameter dugaan tingkat upah yang berpositif menunjukan pada umumnya peternak sapi dikelola dengan menggunakan tenaga kerja saja, sehingga adanya tingkat upah tidak berpengaruh terhadap tingkat upah produksi daging sapi.

Pendugaan Parameter Impor Daging Sapi Indonesia
Hasil Analisis menunjukkan variasi impor daging sapi Indonesia sekitar 87,47 persen dapat dijelaskan bersama-sama oleh peubah harga daging sapi impor, kurs rupiah terhadap dollar, tariff impor, harga sapi dalam negri, lag endogennya, dan peubah dummy.

Pendugaan Parameter Permintaan Daging Sapi Dalam Negri
Kemampuan Peubah Penjeas yang terdiri dari harga sapi dalam negri, harga daging ayam, harga ikan, harga telur, harga daging kambing, pendapatan per kapita, jumlah penduduk, selera yang diproduksi dari tren, lag peubah endogen, dan peubah dummy untuk menerangkan variasi nilai dari peubah pemintaan daging sapi dalam negri.
Tanda parameter dugaan dari peubah umlah penduduk yang bertanda negative dapat diubah karena komoditas daging sapi bagi sebagian penduduk Indonesia masih merupakan barang mewah, sehingga meningkatnya jumlah penduduk secara otomatis meningkatkan permintaan daging sapi.

Pendugaan Parameter Harga Daging Sapi Impor
Peubah Penjelasannya terdiri dari harga ternak sapi Australia, harga daging sapi dunia, tariff impor, kurs rupiah, lag peubah endogen, dan dummy. Hanya peubah harga daging sapi dunia yang tanda parameter dugaannya tidak sesuai dengan teori ekonomi

Pendugaan Parameter Harga Daging Sapi Dunia
Dalam model penawaran daging sapi dunia, peubah penjelas impor sapi dunia dan ekspor sapi dunia tidak mampu menjelaskan variasi nilai peubah endogennya, hanya mampu sebesar 39.41 persen dan hampir sebesar 60.49 persen oleh peubah lainnya.

Pendugaan Parameter Harga Daging Sapi dalam Negri
Kemampuan dari peubah penjelas penawaran daging sapi dalam negi,  penawaran daging sapi impor, permintaan daging sapi dalam negri dan dummy hanya mampu menjelaskan variasi dari nilai peubahan harga daging sapi domestic sebesar 50.88 persen dan sisanya sebesar 49.12 oleh peubah lainnya.


Variabel yang di gunakan

  1. Peubah endogen ( endogenous variables)
Yaitu, merupakan variable yang di hipotesiskan dalam persamaan yang menggambarkan penawaran dan permintaan daging sapi di Indonesia. Peubah penjelas yang terdiri dari peubah eksogen (exogenous variables) dan endogen (lagged endogenous variables)
  1. Peubah penjelas (predetermined variables)


Kesimpulan

  1. Secara umum model analisis penawaran dan permintaan daging sapi di Idonesia yang dibagun dengan metode 3SLS cukup bagus karena mampu menangkap perilaku atau fenomena ekonomi aktual, yang hampir di tunjukkan oleh semua tanda parameter dugaannya sesuai dengan teori ekonomi, dan sekitar 50 persen peubah penjelasannya berpengaruh nyata secara statistic pada taraf 20 persen, serta kempampuan dari peubah-peubah lainnya.
  2. Hasil Analisis menunjukkan bahwa peubah-peubah yang secara ekonomi berpengaruh terhadap produksi daging sapi adalah: harga daging sapi dalam negri, suku bunga , populasi ternak sapi, harga ternak sapid an harga pakan.
  3. Baik jangka pendek maupun jangka panjang produksi daging sapi dalam negri hanya respon tehadap perubahan peubang daging sapi itu sendiri dan harga ternak sapi.
  4. Saat krisis ekonomi produksi dan permintaan daging sapi dalam negri masing-masing 0.3 dan 0.5 kali lebih rendah di bandingkan sebelum krisi ekonomi. Hal ini di duga akibat laju peningkatan inflansi lebih dari 3 kali disbanding laju peningkatan harga nominalnya.
  5. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun kedepan ketergantungan Indonesia akan daging sapi impor semakin besar.

Implikasi

  1. Meneyediakan kredit bersubsidi dalam upaya meningkatkan skala pemeliharaan
  2. Memberikan kemudahan dalam upaya merangsang investor berinvestasi dalam usaha peternakan sapi potong.
  3. Perbaikan mutu IB, teknik dan manajeme produksi.
  4. Perbaikan harga daging dalam negri seperti misalnya melalui penetapan tariff impor yang efektif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar